Perancangan Furniture pada Hunian Mes dan Kost

Perancangan Furniture pada Hunian Mes dan Kost – Tempat kost menjadi hunian favorit oleh para perantau. Bagi mereka yang sudah berkeluarga, tinggal di kost-kost an merupakan sesuatu hal mendesak, yang bisa disebabkan oleh tuntutan ekonomi. Dengan tinggal satu keluarga, dalam satu ruang maka kebutuhan akan fasilitas dalam ruang cukup tinggi. Salah satunya adalah mebel, yang menjadi konsentrasi permasalahan terhadap kompleksitas aktifitas yang terjadi yang dihadapi oleh para penghuni kost-kost an yang sudah berkeluarga, karena hal ini yang menyebabkan kondisi ruang menjadi lebih sempit dan terkesan kumuh yang berimplikasi pada kebutuhan standar ruang, psikologi, kesehatan, bahkan lingkungan. Berdasarkan analisis data survei, ada tiga jenis fasilitas perabot yang dibutuhkan, yaitu fasilitas penyimpanan, fasilitas kerja (meja), fasilitas duduk (sebagai pendukung fasilitas kerja), dan ketiganya itu dikemas menjadi satu kesatuan. Cabinet container menjadi existing perabot secara fungsi dan bentuknya, karena perabot ini memiliki dimensi ideal untuk ditransformasikan dan sebagian besar pengguna kost yang disurvei memiliki perabot ini. Dengan menggunakan material murah, konstruksi sambungan yang sederhana, dan mekanisme penggunaan yang mudah maka akan menjadi solusi dalam pemecahan permasalahan yang terjadi. Furniture dengan memiliki batasan ukuran yang di desain dengan penggunaan material seperti rotan, refunction pallet (kayu pinus), kayu kelapa yang memiliki tiga fasilitas perabot dapat menjadi suatu inovasi dalam penyelesaian permasalahan.

  1. PENDAHULUAN Bekasi, Depok dan Bogor yang merupakan kota yang maju setelah ibu kota Jakarta ini mengalami perkembangan pesat yang ditunjukkan dengan peningkatan pertumbuhan penduduk dan perubahan peruntukan lahan yang semakin cepat. Hal ini terjadi karena kemajuan Kota Bekasi, Depok dan Bogor terutama dalam bidang ekonomi menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang ada di sekitarnya. Akibatnya, jumlah penduduk yang tinggal di wilayah Kota Bekasi, Depok dan Bogor semakin banyak. Kondisi ini berpengaruh terhadap meningkatnya kebutuhan penduduk akan hunian, perkantoran, sarana dan prasarana transportasi, serta fasilitas publik lainnya. Konsekuensinya, pembangunan fisik kota pun semakin meningkat, guna memenuhi kebutuhan penduduk tersebut. Pembangunan fisik dan prasarana perkotaan dapat berupa pembangunan permukiman sebagai tempat tinggal, pembangunan pabrik dan perkantoran sebagai tempat bekerja, pembangunan jaringan jalan sebagai penghubung dan jenis pembangunan lainnya. Kegiatan pembangunan fisik dan prasarana perkotaan di Surabaya tentunya menimbulkan konsekuensi terhadap perubahan peruntukan lahan. Banyak lahan yang semula berfungsi sebagai areal pertanian beralih fungsi menjadi areal terbangun.

Meningkatnya kepadatan penduduk di Bekasi, Depok dan Bogor salah satunya disebabkan oleh urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota. Faktor yang membuat terjadinya perpindahan tersebut adalah adanya faktor pendorong yang pada umumnya yaitu keterbatasan kesempatan kerja di desa/ pada tempat asal, upah kerja rendah, dan fasilitas hidup yang kurang memadai.

Dengan terjadinya urbanisasi yang disebabkan karena alasan mencari pekerjaan, kaum pekerja/ pendatang ini memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Namun satu kebutuhan yang yang paling pokok adalah kebutuhan akan fasilitas hunian untuk menetap di Bekasi, Depok dan Bogor untuk periode yang cukup lama, bahkan hingga hidup berkeluarga. Maka perlunya fasilitas hunian sebagai sarana tempat tinggal bagi para pekerja yang berpindah tersebut.

Bekasi, Depok dan Bogor terdiri dari beberapa kawasan yang memiliki daya tarik tersendiri oleh kaum pekerja/ pendatang. Salah satu kawasan yang menjadi ketertarikan itu adalah kawasan Surabaya Timur (Cikarang, Sentul, Cibubur, Cibinong, Cibitung, Cileungsi, Bantar Gebang, Tambun), karena di kawasan tersebut terjadi kemajuan di bidang ekonomi, dilihat dari banyaknya lahan industri/ pabrik, perkantoran, pusat perbelanjaan. Dengan demikian kebutuhan akan hunian pada kawasan Bekasi, Bogor dan Depok sangat tinggi.

Fasilitas hunian seperti apartemen, kost-kost an, rumah susun, dan kontrakan merupakan fasilitas tempat tinggal yang mampu menjawab kebutuhan mereka sebagai pendatang. Apartemen merupakan hunian kelas atas yang memiliki ruang tinggal yang cukup dari segi ukuran (untuk pribadi maupun keluarga) dan fasilitas yang memadai. Rumah susun/ rusun, dikonotasikan sebagai apartemen versi sederhana. Rusun merupakan fasilitas dari pemerintah yang disediakan untuk pemukiman warga kota dengan tujuan penghematan biaya baik bagi penghuni maupun pemerintah. Apartemen dan rusun merupakan fasilitas hunian yang bersifat kompleks (kawasan). Berbeda halnya dengan kost-kost an yang merupakan tempat tinggal yang tidak dalam satu kawasan dengan jumlah besar. Sedangkan kontrakan merupakan tempat tinggal yang disewakan biasanya sudah dalam bentuk rumah, terdiri dari beberapa kamar, ruang tamu, dapur, dll.

Karena dengan bertujuan mencari pekerjaan, pendatang yang berstatus merantau, mereka tidak sedikit yang memiliki ekonomi rendah. Kost-kost an menjadi hunian favorit oleh para perantau tersebut, karena kost-kost an memiliki harga sewa yang murah (dengan fasilitas minim), lokasi tersebar dimana-mana yang memudahkan bagi para pekerja untuk bisa memilih dekat dengan lokasi pekerjaannya, serta akses dan kebebasan yang tinggi ini menjadi nilai lebih bagi mereka untuk memilih kost-kost an untuk menjadikan sebagai tempat tinggal dan menyimpan barang-barang.

Bagi mereka yang sudah berkeluarga (apalagi yang sudah mempunyai anak), tinggal di kost-kost an merupakan sesuatu hal mendesak, hal ini bisa dikarenakan karena tuntutan ekonomi. Dengan tinggal satu keluarga, dalam satu ruang maka kebutuhan akan fasilitas dalam ruang cukup tinggi. Maka mebel menjadi konsentrasi permasalahan terhadap kompleksitas aktifitas yang terjadi yang dihadapi oleh para penghuni kost-kost an yang sudah berkeluarga, karena hal ini yang menyebabkan kondisi ruang tersebut menjadi lebih sempit dan terkesan kumuh yang berimplikasi pada kebutuhan standar ruang, psikologi, kesehatan, bahkan lingkungan. Dengan fenomena yang terjadi seperti ini, penulis ingin menciptakan suatu terobosan untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut dengan cara membuat desain mebel fleksibel yang mampu memenuhi kebutuhan pengguna, mudah dalam penggunaan, tidak membuat sempit, praktis, harga yang terjangkau, dan terbuat dari material yang mudah didapatkan (mudah dalam pengerjaan).

Mebel yang nantinya diciptakan diharapkan mampu memecahkan permasalahan yang terjadi. Dengan sifat mebel yang fleksibel, diharapkan juga mampu membuat psikologi pengguna menjadi lebih baik ketika isi rumah terlihat lapang dan penataan menjadi ringkas. Memiliki psikologi yang baik mampu mempengaruhi dalam hal komunikasi dan sosialisasi dalam keluarga dan antar sesama yang tinggal di dekatnya menjadi lebih baik.

Pemilihan material menjadi salah satu kunci dalam penentuan harga jual. Konsep yang ingin diberikan adalah harga murah dan bersifat sustainable. Maka alternatif pemilihan material bisa menggunakan material daur ulang/ diolah kembali (contoh: reclaimed wood), atau bisa juga dari material yang mudah didapatkan di Indonesia terutama Jawa dan dapat diolah sebagai mebel. (contoh: rotan, bambu, kayu kelapa). Dalam keputusan penggunaan material akan dikaji lebih lanjut berdasarkan ekologi dan sumber daya manusia di wilayah Bekasi, Depok dan Bogor.

Sasaran dalam penggunaan material tersebut adalah jika dibuat secara masal, tidak ada dampak buruk yang terjadi pada lingkungan karena material yang berasal dari bahan organik, dapat diperbaharui, dan yang terutama adalah tidak adanya pengerusakan alam dalam memenuhi kebutuhan produksinya. Pembuatan masal dikemas secara baik dan berkualitas, sehingga menjadi barang dengan harga murah tetapi memiliki tampilan dan fungsi yang baik. Pembuatan yang mudah membuat para pengrajin di wilayah Surabaya Timur bisa memproduksi dalam jumlah banyak, untuk mampu memenuhi kebutuhan fasilitas perabot pengguna kost-kost an. Dengan demikian para pengrajin mampu meningkatkan penghasilannya.

Perancangan Furniture pada Hunian Mes dan Kost – Sandinterior Design Build

Perancangan Furniture pada Hunian Mes dan Kost – Sandinterior Design Build
  1.  METODE PERANCANGAN
  2. Penjabaran Desain

       Menjabarkan tentang tujuan tertentu dari latar belakang permasalahan yang akan dipenuhi oleh sebuah desain yang memiliki pemberian kesan/ penafsiran yang berbeda-beda. Produk yang akan didesain adalah furniture fleksibel pada hunian kost pekerja di kawasan Bekasi, Depok dan Bogor.

  • Mencari Informasi

       Setelah menjabarkan, penulis mulai mencari informasi yang dapat mendukung proses mendesain. Mencari informasi yaitu dengan melakukan survei terhadap objek lokasi perancangan. Survei untuk memperoleh data yang dibutuhkan, penulis melakukan wawancara terhadap pengguna kost, melakukan pencatatan/ penggambaran lokasi tentang keadaan pada realita. Informasi yang didapat adalah informasi kualitatif, karena bertujuan mempertahankan bentuk dan isi perilaku manusia dan menganalisis kualitas-kualitasnya agar diperoleh pemahaman-pemahaman yang otentik mengenai halhal yang bersangkutan.

  • Tahap Deskripsi dan Analisis

       [1]Dari hasil pencarian informasi dengan melakukan pendekatan secara kualitatif, data-data tersebut dianalisis dan kemudian akan dijabarkan secara deskriptif, yaitu dengan menguraikan suatu objek, suatu sel kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang, yang nantinya akan mempengaruhi hasil perancangan. Sehingga hasil dari analisis, sesuatu hal yang dibutuhkan dalam perancangan fasilitas mebel tersebut dapat muncul.

D.   Tahap Sintesis

       Tahap sintesis adalah tahap dari inti permasalahan. Pada tahap ini permasalah dan kebutuhan akan dipelajari dan dicari solusi pemecahannya hingga terbentuk alternatif desain. [1]Hasil analisis program merupakan dasar dalam menarik sintesis berupa simpulan-simpulan awal yang dapat dijadikan alternatif kearah perancangan. Dari sinilah proses perancangan dapat dipecah menjadi dua jalur yaitu dengan membuat skema-skema pemecahan masalah perancangan atau skematik desain dan di sisi lain mulai memformulasikan konsep desain yang dijadikan pengikat arah perancangan. Skematik desain dengan konsep dasar desain dapat dievaluasi sebelum dikembangkan lebih lanjut menjadi sebuah produk desain berupa gambar-gambar penyajian atau prototype.

E .   Membuat Prototype

       Agar dapat diuji kelayakan dan keberhasilannnya, sampai sejauh mana desain mampu mengakomodir kebutuhan serta keinginan pengguna, maka produk desain berupa perancangan dalam format gambar kerja dan gambar penyajian perlu diwujudkan dalam bentuk prototype dengan skala sesungguhnya, agar pengguna dapat merasakan langsung efek yang ditimbulkan oleh desain (bisa positif, bisa negatif), pengguna dapat melihat dan mengoperasikan secara langsung konstruksi dan sistem teknis-mekanis mebel. Dalam pengerjaan prototype sangatlah penting melakukan management terhadap waktu, pengerjaan, biaya, supaya nantinya desain yang dibuat sesuai dengan keinginan yang sudah ditetapkan.

F.    Penyajian Desain Penelitian ini membahas mengenai karakteristik bentuk dan fungsi perabot pada hunian kost berdasarkan kebutuhan dan permasalahan penggunanya. Oleh karena itu, dalam penyajian desain nantinya, produk desain perlu dievaluasi berdasarkan program-program yang telah ditetapkan dalam analisis pemogramman melalui sebuah proses umpanbalik/feed back. Hasil uji desain ini nantinya akan dikembalikan ke permasalahan awal apakah desain yang ditawarkan telah dapat menjawab rumusan masalah atau tidak[2].

Perancangan Furniture pada Hunian Mes dan Kost – Sandinterior Design Build

Perancangan Furniture pada Hunian Mes dan Kost – Sandinterior Design Build

III. KAJIAN REFERENSI

Pengertian Kost-kost an

       Menurut kamus Wikipedia, Kost-kost an bisa juga disebut rumah penginapan. Itu adalah rumah yang digunakan orang untuk menginap selama satu hari atau lebih, kadang-kadang untuk periode waktu yang lebih lama misalnya: minggu, bulan, atau tahunan. Dahulunya, para penginapnya biasanya menggunakan sarana kamar mandi atau cuci, pantry, dan ruang makan secara bersama-sama. Namun tahun-tahun belakangan ini, kamar kos-kosan berubah menjadi ruangan yang mempunyai ruang cuci dan fasilitas kamar mandi atau pantry sendiri dan dihuni dalam jangka lama misalnya bulanan atau tahunan.

        Kost-kost an memiliki fungsi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan hunian yang bersifat sementara dengan sasaran pada umumnya adalah mahasiswa dan kaum pekerja yang berasal dari luar kota ataupun luar daerah. Namun tidak sedikit pula, kost-kost an ditempati oleh masyarakat umum yang tidak memiliki rumah pribadi dan menginginkan berdekatan dengan lokasi beraktifitas. Oleh karena itu, fungsi dari kost-kostan dapat dijabarkan sebagai berikut:

· Sebagai sarana tempat tinggal sementara bagi mahasiswa yang pada umumnya berasal dari luar daerah selama masa studinya sebagai pembentukan kepribadian mahasiswa untuk lebih berdisiplin, mandiri, dan bertanggung jawab.

· Sebagai sarana tempat tinggal sementara bagi masyarakat umum yang bekerja di kantor atau yang tidak memiliki rumah tinggal agar berdekatan dengan lokasi kerja. Jenis-jenis Kost Kost dibagi berdasarkan pengelolaannya[3], yaitu :

Kost bercampur dengan rumah pengelolanya, tetapi tetap dalam satu bangunan. Yang berdiri sendiri dan mempunyai gedung sendiri khusus untuk pengguna kost dan pengelolanya tidak bertempat tinggal di gedung tersebut secara bersamaan. Yang bercampur dengan rumah kontrakan sehingga pengelola kost mempunyai tempat khusus tetapi tidak dalam satu gedung.

        Istilah kost dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok, yaitu kost baik dimana yang dihuni bersama pemilik rumah ataupun tidak, asrama mahasiswa, dan rumah kontrakan[3]. Kondisi kost yang dihuni bersama pemilik rumah (induk semang) biasanya lebih teratur karena telah ditentukan peraturan yang jelas mengenai kepengurusan kost, jadwal piket kerja dan waktu beraktifitas. Berbeda halnya dengan kost kontrakan karena keadaannya lebih bebas.

Definisi Mebel

       Kata ‘furniture’berasal dari bahasa lain mobile yang berarti movable, dalam bahasa Perancis, mebel disebut ‘fournir’, yang berarti to furnish sehingga diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan istilah furniture[4].

Kata ‘mebel’ berasal dari bahasa Perancis yaitu ‘meubel’, atau dalam istilah bahasa Jerman yaitu ‘mobel’. Mebel digunakan sebagai alat untuk menddukung tubuh manusia, menyimpan atau menampilkan (display) barang, dan membagi ruangan (partisi). Mebel dikategorikan sesuai dengan kegunaan sosial, yaitu healthcare, hospitality, kantor, rekreasi, agama, hunian, toko, dan penyimpanan[4]. Secara keseluruhan, mebel berbentuk freestanding atau bersifat ‘yang dapat dipindahkan’, namun ada pula jenis mebel yang built-in (tidak dapat dipindahkan), biasanya dipasang pada dinding, lantai, atau ceiling. Mebel berfungsi untuk mendukung aktivitas hidup manusia, mulai dari duduk, tidur, bekerja, makan, bermain, dan sebagainya. Selain itu, mebel berfungsi pula memberikan kenyamanan dan keindahan bagi para pemakainya[4].

Mebel yang Mendukung Tubuh Manusia

        Dapat digunakan untuk mendukung tubuh manusia yang berperan dalam aktivitas sehari-hari, seperti aktivitas tidur, duduk, dan istirahat. Mebel ini harus dapat memberikan kenyamanan terhadap gerakan pengguna, menahan berat tubuh pengguna secara maksimal, dan meminimalisir titik-titik beban yang membuat tubuh manusia menjadi tidak nyaman. Beberapa jenis mebel untuk mendukung tubuh manusia antara lain tempat tidur, kursi, kursi mobil, kursi pesawat, couch, hammock, matras, sofa, dan kursi roda[4].

Mebel yang Mendukung Aktivitas Manusia   

      [4]Manusia dan mebel mempunyai hubungan yang erat. Postell memaparkan bahwa hubungan yang erat ini timbul dari aktivitas manusia yang bergantung pada karakteristik mebel. Karakteristik mebel ditentukan oleh beberapa hal, seperti sikap manusia ketika melakukan aktivitas makan, membaca buku, bekerja dengan komputer, dan menulis di meja. Pada proses perancangan sebuah mebel, pemahaman tentang material dan ukuran standar menjadi penting karena hal tersebut berperan secara menyeluruh dari segi struktural dan kenyamanan bagi pengguna. Observasi dan analisis korelasi antara mebel, tubuh manusia, dan aktivitas, akan membantu desainer memahami secara mendalam mengenai fungsi optimal dari sebuah mebel, apakah performanya baik atau tidak. Proses perancangan mebel mengutamakan dan mendukung kenyamanan tubuh pengguna dalam melakukan aktivitas. Ketinggian dan kedalaman bidang permukaan horizontal mempengaruhi kegunaan mebel. Beberapa jenis mebel untuk mendukung aktivitas manusia antara lain, meja tulis, meja makan, meja kerja, lectern, dan workstation.

Mebel yang Digunakan Untuk Menyimpan Barang

       [4]Jenis mebel yang digunakan sebagai tempat penyimpanan barang meliputi lemari baju, lemari buku, dan lemari piring. Jenis mebel freestanding bersifat mudah dipindahkan, sementara built-in storage, wall mounted cabinet, dan pantry bersifat tetap atau tidak dapat dipindahkan. Tipe ini dikategorikan sebagai lemari penyimpanan (casework) yang biasanya dibuat secara custom-fabricated sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan tertentu. Pada kehidupan sehari-hari, mebel yang dirancang dapat mempunyai beberapa fungsi, misalnya meja untuk display perhiasan pada retail dapat pula difungsikan sebagai tempat penyimpanan. Mebel yang Mendefinisikan Ruang Interior ruang dapat dibagi atau digabung dengan menggunakan built-in mebel, partisi, dan shelving system. Selain itu, fungsi freestanding mebel di ruang kantor, hotel lobby, perpustakaan, dan restoran dapat mendefinisikan zona aktivitas sesuai dengan kebutuhan secara independen. Misalnya yang terjadi pada office, dengan meletakkan sistem penyimpanan (office storage system) dapat membuat pengaturan penyimpanan menjadi lebih fleksibel, membagi menjadi ruangan-ruangan yang lebih teratur dan efisien, serta memungkinkan para staf dapat mempunyai ruang yang bersifat privasi[4]. Pengertian

Desain Mebel

       Kategori desain mebel menurut Marizar[5], termasuk dalam desain fungsional, yaitu desain yang banyak memberikan pelayanan atau fasilitas pada kegiatan manusia. Untuk membuat mebel diperlukan persyaratan dan prinsipprinsip yang berorientasi pada seluruh anatomi dan ukuran manusia, keadaan jasmani, cara bergerak, cara bersikap, dan tuntutan selera manusia. Menurut Marizar[5] titik tolak perencanaan mebel adalah manusisa secara keseluruhan, yang memiliki beragam kegiatan dengan berbagai tuntutannya. Tuntutan tersebut meliputi keinginan tidur secara nyaman, keinginan duduk dengan santai, keinginan keselamatan di dalam pekerjaan, keinginan akan keindahan, keinginan praktis, dan sebagainya. semuanya itu merupakan tuntutan yang harus dipenuhi secara sistematik. Proses desain mebel memerlukan ketrampilan mendesain, pengalaman, intuisi dan pengetahuan dalam lingkup yang sangat luas untuk mengembangkan pengertian tentang bagaimana cara mendesain mebel[4]. Proses perancangan mebel membutuhkan inspirasi, konsep dan ide untuk memberikan kepuasan, kenyamanan, dan kesenangan kepada pengguna mebel. Hasil desain interior dapat ditegaskan dengan desain mebel yang terintegrasi atau kontras dengan rancangan ruangnya. Hal ini disebabkan selain fungsi mebel sebagai elemen pembentuk ruang, mebel digunakan pula sebagai penunjang aktivitas manusia sehari-hari. Karakter mebel ‘freestanding’ memudahkan proses mencipta atau mengubah suasana baru yang diinginkan. Sebuah mebel diciptakan dengan berbagai syarat dan kondisi untuk memenuhi kebutuhan dan membantu aktivitas bagi pengguna. Seperti yang diuraikan oleh Marizar[5], nilai kenyamanan, keamanan, keselamatan, keindahan, efisiensi, dan simbolik pada mebel akan terpenuhi apabila melewati proses perancangan mebel yang sesuai dengan fungsi. Pencitraan Ruang dengan Mebel Menurut Jungmin[6], ruang interior yang terpenuhi nilai praktis secara fungsional dan keindahan memberi kenyamanan dan mendapatkan kehidupan efisien bagi manusia. Biasanya pencitraan ruang dapat diciptakan dengan unsur-unsur

Perancangan Furniture pada Hunian Mes dan Kost – Sandinterior Design Build

Baca Juga : Desain Interior Bedroom Perumahan Kelapa Gading

Pekerjaan Interior Ruangan Kerja PT. Sandpasifik Jaya Abadi

Desain Interior Ruang Salon Madame Ina Kota Wisata

Pembuatan Kitchen Set di Cluster Coatsville kota wisata Cibubur

Renovasi Rumah Tinggal Perumahan Kota Legenda Cibubur

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *